“LIFE IS CHOISE, CHOISE IS CONSEQUENCE, CONTROL YOUR DESTINY, OR OTHERS
WILLCOME….” Kata-kata sarat makna itu sering terngiang di telinga saya.
Sentuhan dasar yang selalu disampaikan oleh seorang mantan atasan yang
juga seorangteman, yang telah saya anggap sebagai motivator...di
sela-sela pembicaraannya, khususnya pada team-nya.
Saya kira tak berlebihan apabila kalimat di atas dijadikan standar
acuan dari setiap kegiatan dan aktivitas kita, karena saya yakin
kata-kata itu banyak mengandung kebenaran.
Berkaitan dengan prinsip mendasar itu, beberapa kejadian menggelitik
saya untuk menuangkannya ke dalam tulisan ini. Ternyata setiap apapun
dari kegiatan hidup kita, setiap kejadian atau pengalaman yang kita
alami, tanpa kita sadari, tanpa kita latih dan tanpa kita terapkan
secara kontinyu, akan terulang sehingga kita cenderung melakukan kesalahan kedua.
Pertanyaannya adalah, bagaimana supaya kita tak melakukan kesalahan keduadi
tahun 2013 ini? Bagaimana kita melakukan perbaikan kegiatan agar lebih
berkualitas di masa mendatang? Bagaimana kita melakukan preventionatas setiap kegiatan kita?
Selama sekian waktu masa kerjasaya, saya pernah menerima satu masukkan
sederhana, yang setelah saya coba (dengan begitu sulitnya), saya
mendapatkan satu pola .….. semoga berarti bagi kita semua.
- Teknologi Versus Manajemen
Dahulu, perbincangan kita lebih didominasi tentang
berbagai pencapaian teknologi, bagaimana manusia bisa mencapai bulan,
bagaimana menyeberangi lautan, bagaimana membuat formulasi produk dengan
cepat dan efektif…?
KINI, dengan berkembangnya pemikiran sumber daya
manusia terutama dalam hal manajemen, pokok pembicaraan kita tidak
lagi hanya seputar pencapaian teknologi. Jauh lebih penting bagi kita
untuk memikirkan bagaimana cara menangani (manajemen) produk teknologi
yang sudah tersedia. Dengan kata lain, untuk urusan pencapaian
teknologi sudah ada pihak yang berkompeten untuk menanganinya, tugas
kita adalah me-manaje-nya agar berfungsi sesuai kapasitasnya.
Contoh kasus Teknologi ---à Manajemen.
Dahulu, kita direpotkan dengan cara penyusunan material di atas rak
dengan ketinggian 10 meter atau lebih. Kemudian, muncullah ide yang
menghasilkan produk teknologi berupa pengangkat material (forklift).
Setelah forklift tersedia, tugas kita sekarang adalah menanganinya agar
produk teknologi tersebut berdaya guna maksimal, tidak cepat rusak dll.