Sabtu, 22 September 2012

KREATIVITAS BERFIKIR

Berpijak pada hakikat potensi manusia yang luar biasa. Menggali semua unsur yang dimilikinya. Seberapa jauh kita telah mengenal diri kita sendiri. Mengenal keseluruhan dimensi dan aspek diri yang paling efektif adalah  melalui proses pendidikan. Pada hakikatnya, pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1,  merupakan proses usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Potensi yang dimiliki oleh setiap manusia harus dieksplor secara menyeluruh dengan berbagai cara. Berangkat dari observasi kelas Ohio State University (USA), peserta didik dipacu kreativitasnya dengan meminimalisir pakem-pakem berpikir yang kuno.
Peserta didik diperlakukan sejajar dan seperti teman. Kedekatan membuat mereka berani mengungkapkan sesuatu dan berperilaku seperti teman sendiri. Dosen (tenaga pendidik) memposisikan diri  sejajar dengan peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berunjuk pikiran. Mereka mendewasakan kerangka berpikir dan perilaku satu sama lain.
Perubahan Paradigma
Masyarakat bangga dengan perubahan zaman yang ada. Hal itu haruslah dibarengi dengan usaha inovatif yang kreatif.  Perubahan paradigma sulit terjadi apabila kondisi interaksi tidak berimbang. Melihat kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah-sekolah yang berada jauh dari pusat akses informasi, pola pembelajaran dilaksanakan hanya satu arah (one way) di mana pendidik memposisikan diri  sebagai sentral kebenaran informasi. Padahal dibutuhkan sebuah feedback yang produktif agar mampu mewarnai kerangka berpikir manusia. Perubahan paradigma dapat dilakukan dengan selalu berpikir positif dan menerima perubahan sebagai cause-effect relationship. 

Keterbukaan dan Kesiapan Menerima Perubahan
Kreativitas berpikir merupakan proses panjang yang dimulai dari seberapa jauh kita memaknai kejadian dalam hidup. Kejadian dalam hidup akan memberikan efek perubahan positif dan negatif. Kemana kita harus membangun pola pikir kreatif ? Seharusnya tempat kita mengadu adalah dua institusi yang kokoh dan langgeng, yaitu keluarga dan sekolah. Kedua institusi tersebut membangun secara gradual mental dan fisik individu. Semua unsur dalam proses tersebut terlibat secara aktif mewarnai proses perkembangan suatu individu. Dalam keluarga, peran orang tua dan kakak serta adik sangat menentukan terbentuknya individu yang kokoh, pola kebiasaan serta tradisi akan melekat pada perilaku sehari-hari. Nasihat bijak orangtua akan mendewasakan kerangka  berpikir manusia. Kreativitas akan terbangun dari  pola-pola interaktif seperti itu.  Pelibatan semua komponen pendidikan, terutama masyarakat pendidikan sangat mewarnai pembangunan kebijakan pendidikan yang bermutu. Di sanalah kreativitas berpikir terwujud. Pemerintah seharusnya menjadikan anak sebagai investasi masa depan bangsa. Investasi generasi penerus yang berakhlak mulia, cerdas, dan berdaya saing tinggi. Kita semua harus membangun sumber daya manusia serta mewujudkan mimpi Indonesia sebagai Negara kokoh dan maju di dunia.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar